Definisi dan Tujuan Audit
Auditing bagi perusahaan merupakan hal yang cukup
penting karena memberikan pengaruh besar dalam kegiatan perusahaan yang
bersangkutan. Pada awal perkembangannya auditing hanya dimaksudkan untuk
mencari dan menemukan kecurangan serta kesalahan, kemudian berkembang menjadi
pemeriksaan laporan keuangan untuk memberikan pendapat atas kebenaran penyajian
laporan keuangan perusahaan dan juga menjadi salah satu faktor dalam
pengambilan keputusan.
Seiring berkembangannya perusahaan, fungsi audit semakin penting dan timbul kebutuhan dari pemerintah, pemegang saham, analis keuangan, bankir, investor, dan masyarakat untuk menilai kualitas manajemen dari hasil operasi dan prestasi para manajer. Untuk mengatasi kebutuhan tersebut, timbul audit manajemen sebagai sarana yang terpercaya dalam membantu pelaksanaan tanggungjawab mereka dengan memberikan analisis, penilaian, rekomendasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan.
Definisi Audit
Berikut ini beberapa pendapat para pakar mengenai
definisi auditing yang berkembang saat ini :
Menurut Arens and Loebbecke (Auditing: An Integrated Approach, eight edition, 2000:9), Audit adalah kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi dari bukti-bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Proses audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independent.
Menurut Arens and Loebbecke (Auditing: An Integrated Approach, eight edition, 2000:9), Audit adalah kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi dari bukti-bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Proses audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independent.
Menurut The American Accounting Association’s Committee on Basic Auditing Concepts (Auditing: Theory And Practice, edisi 9, 2001:1-2) audit merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan umtuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Menurut William F. Meisser, Jr (Auditing and Assurance Service, A Systematic Approach, 2003:8) audit adalah proses yang sistematik dengan tujuan mengevaluasi bukti mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara penugasan dan kriteria yang telah ditetapkan, hasil dari penugasan tersebut dikomunikasikan kepada pihak pengguna yang berkepentingan.
Tujuan Audit
Tujuan audit secara umum dapat diklasifikasilkan
sebagai berikut :
Kelengkapan (Completeness). Untuk meyakinkan bahwa
seluruh transaksi telah dicatat atau ada dalam jurnal secara aktual telah
dimasukkan.
Ketepatan (Accurancy). Untuk memastikan transaksi
dan saldo perkiraan yang ada telah dicatat berdasarkan jumlah yang benar,
perhitungan yang benar, diklasifikasikan, dan dicatat dengan tepat.
Eksistensi (Existence). Untuk memastikan bahwa semua
harta dan kewajiban yang tercatat memiliki eksistensi atau keterjadian pada
tanggal tertentu, jadi transaksi tercatat tersebut harus benar-benar telah
terjadi dan tidak fiktif.
Penilaian (Valuation). Untuk memastikan bahwa
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum telah diterapkan dengan benar.
Klasifikasi (Classification). Untuk memastikan bahwa
transaksi yang dicantumkan dalam jurnal diklasifikasikan dengan tepat. Jika
terkait dengan saldo maka angka-angka yang dimasukkan didaftar klien telah
diklasifikasikan dengan tepat.
Ketepatan (Accurancy). Untuk memastikan bahwa semua
transaksi dicatat pada tanggal yang benar, rincian dalam saldo akun sesuai
dengan angka-angka buku besar. Serta penjumlahan saldo sudah dilakukan dengan
tepat.
Pisah Batas (Cut-Off). Untuk memastikan bahwa
transaksi-transaksi yang dekat tanggal neraca dicatat dalam periode yang tepat.
Transaksi yang mungkin sekali salah saji adalah transaksi yang dicatat
mendekati akhir suatu peride akuntansi.
Pengungkapan (Disclosure). Untuk meyakinkan bahwa
saldo akun dan persyaratan pengungkapan yang berkaitan telah disajikan dengan
wajar dalam laporan keuangan dan dijelaskan dengan wajar dalam isi dan catatan
kaki laporan tersebut.
FUNGSI INTERNAL AUDIT DALAM PERUSAHAAN
Apa fungsi internal audit bagi perusahaan / manfaat
audit internal bagi perusahaan ?
Berikut ini tinjauan fungsi audit internal menurut
para ahli :
Fungsi audit internal menurut Mulyadi :
Fungsi audit internal di dalam organisasi adalah
untuk menentukan apakah internal control perusahaan
sudah baik atau belum, menentukan kehandalan informasi yang telah dibuat oleh
pihak manajemen serta untuk menentukan tingkat efektivitas dan efisiensi atas
berbagai kegiatan operasional organisasi.
Fungsi audit internal menurut Sawyer :
Fungsi audit internal adalah untuk memeriksa dan
mengevaluasi aktivitas-aktivitas perusahaan. Dalam perusahaan, audit internal
dapat berfokus pada manajemen risiko, proses pengamanan aktiva atau
bahkan mempertahankan kepatuhan (audit
compliance) terhadap peraturan. Fokus audit internal juga tergantung dari
banyaknya departemen bisnis yang ada dalam perusahaan.
Fungsi internal audit menurut IIA :
· Fungsi
audit internal di dalam organisasi adalah untuk :
· Membantu
melindungi aset dan mengurangi kemungkinan terjadinya tindakan penipuan
· Meningkatkan
efisiensi dalam operasi
· Meningkatkan
keandalan dan integritas keuangan
· Memastikan
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan
· Menetapkan
prosedur monitoring
Sedangkan fungsi audit internal dalam mewujudkan
good corporate governance adalah untuk memaksimalkan value bisnis perusahaan
dengan cara meningkatkan prinsip-prinsip good corporate governance
seperti Transparency (keterbukaan informasi), Accountability (akuntabilitas),
Responsibility (pertanggungjawaban), Independency (kemandirian) dan
Fairness(kesetaraan dan kewajaran) dalam pelaksanaan kegiatan bisnis.
Tahap Perencanaan
Ini adalah langkah awal dalam proses audit. Di tahap
perencanaan, seorang auditor akan mempelajari perusahaan yang akan diaudit,
mulai dari sumber daya, di bidang apa perusahaan tersebut bergerak, dan seluruh
aktivitas perusahaan. Dari situ, seorang auditor bisa menentukan jenis audit
apa yang akan dipilihnya. Selain itu, auditor juga akan mempertimbangkan segala
risiko yang mungkin timbul dalam proses audit. Sebelum melangkah ke proses
selanjutnya, seorang audit perlu meminta persetujuan dari pihak
Pengujian Informasi
Setelah mendapat persetujuan dari pihak perusahaan,
auditor akan mulai menguji semua informasi dan data yang diperolehnya di
lapangan, lalu menganalisisnya. Dalam melakukan proses ini, harus ada pihak
perusahaan yang bertugas mengawasi kinerja seorang auditor. Hal ini dilakukan
untuk menghindari kecurangan dan bertujuan agar hasil pengujian data dan
informasi yang ada bersifat objektif serta tepat sasaran.
Di tahap ini pula seorang auditor akan melakukan
pemetaan tentang masalah yang mungkin muncul dari proses observasi tersebut,
yang mana semua ini dikaitkan dengan informasi yang ia dapat sebelumnya dan
juga pihak-pihak luar yang sekiranya terlibat dalam proses pendanaan
perusahaan.
Mendapatkan Hasil
Setelah melakukan observasi dan segala pemetaan
masalah yang kemungkinan terjadi, kini saatnya auditor memeriksa risiko
material dari perusahaan. Auditor akan menganalisis hasil yang didapatnya dari
lapangan. Dari sini akan terlihat jika ada kesalahan dari laporan keuangan
perusahaan dan juga kerugian yang dialami oleh perusahaan. Selanjutnya, auditor
akan mengklarifikasi ulang. Jika perusahaan yang diaudit adalah perusahaan
besar, maka seorang auditor saja tidak cukup. Harus berupa tim karena semakin
besar perusahaan maka akan semakin besar pula risiko penyimpangan keuangan.
Sebelum mengambil kesimpulan, seorang auditor akan
mencocokkan hasilnya dengan auditor yang lain. Jika auditor lainnya juga
menemukan kesalahan keuangan yang sama, maka dipastikan ada yang tidak beres
dengan kondisi keuangan perusahaan. Untuk itu, tim auditor akan melakukan
pemeriksaan lanjutan secara lebih mendalam.
Menyusun Hasil Evaluasi
Setelah semua dicek dan mendapat kesimpulan, maka
langkah selanjutnya yang dilakukan oleh auditor adalah menyusun hasil evaluasi
berupa laporan. Laporan ini akan diserahkan ke pihak perusahaan yang menunjuk
auditor tersebut. Di dalam laporan tersebut, auditor juga harus menulis
rekomendasi perkembangan yang mungkin bisa dicapai. Ini adalah langkah terakhir
dari seluruh proses audit.
http://dwiandhikaaofficial.blogspot.co.id/2018/
http://scdc.binus.ac.id/isgbinus/2016/04/apa-itu-audit-sistem-informasi/
http://ridwansantosoug.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-audit-sistem-informasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar